Agaknya benar, jatuh cinta dimulai dari mata.
Aku jatuh cinta pada mata yang meneduhkan.
Mata yang membuatku merasa bersalah telah menatapnya dalam-dalam.
Mata yang seolah membawaku berjalan pelan di antara udara dingin, di antara dedaunan hijau, di antara perbukitan, di antara sungai-sungai yang mengalir di bawah kakiku, di antara suara kicauan burung-burung kecil yang bersiul sahut menyahut.
Mata yang membawaku berlabuh pada satu sudut bukit berkabut dan tenang.
Mata yang damai.
Damai…
Da… mai…
sssshhhh…